Kredit Produktif Adalah: Arti, Contoh, dan Tips Pengajuannya

Istilah kredit produktif tentu sudah tidak asing, apalagi jika kamu adalah seorang pengusaha. Akan tetapi, masyarakat awam belum banyak yang paham tentang definisi dan contohnya. Berikut ini adalah informasi lebih lengkap yang perlu disimak tentang kredit produktif.
Apa Itu Kredit Produktif?
Berdasarkan tujuannya, kredit produktif dibagi menjadi dua: kredit produktif dan konsumtif. Secara singkat, kredit produktif bisa dideskripsikan sebagai jenis pinjaman yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil pemasukan dengan membeli suatu aset.
BACA JUGA: Inilah Kelebihan dan Kekurangan Pinjaman Online Tenor Panjang
Kredit produktif adalah tipe kredit yang dirancang untuk mendukung usaha dan produktivitas finansial. Bisa dibilang, tipe kredit ini mencakup transaksi cicilan yang dilakukan demi bisa menghasilkan pendapatan.
Contoh Kredit Produktif
Apa saja contoh-contoh kredit produktif yang perlu kamu ketahui? Simak penjelasannya berikut ini:
Kredit usaha
Produk kredit produktif yang paling sering disediakan dari layanan jasa keuangan adalah kredit usaha. Kredit ini memungkinkan nasabah untuk menggunakan dana pinjaman untuk “diputar” kembali demi menghasilkan pendapatan lain.
Lewat kredit usaha, nasabah diharapkan bisa mengembangkan usahanya dan menghasilkan pengembalian berupa keuntungan. Tenor yang diberikan untuk kredit usaha dapat berupa jangka pendek dan jangka panjang.
Kredit kepemilikan rumah (KPR)
Kredit Kepemilikan Rumah atau KPR adalah pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah untuk tujuan pembelian rumah. Kredit ini hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memiliki rumah sendiri.
KPR termasuk ke dalam kredit produktif. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena nilainya yang terus bertambah seiring berjalannya waktu. Jika kredit itu sudah lunas, nasabah bisa menjual rumahnya kembali sewaktu-waktu atau bisa juga digunakan sebagai jaminan kredit.
Tips Pengajuan Kredit Produktif
Bagaimana cara pengajuan kredit produktif agar mudah disetujui? Simak tips-nya berikut ini:
Pilih lembaga keuangan dan produk yang tepat
Pastikan untuk memilih lembaga keuangan yang terpercaya. Ada baiknya untuk melakukan riset terlebih dahulu dengan membandingkan berbagai lembaga dan produk kredit produktif.
Hal ini perlu dilakukan agar kamu tidak menyesal di kemudian hari. Jangan sampai kamu terjebak dengan lembaga keuangan bodong yang malah menyebabkan kerugian.
Perhatikan dengan cermat tenor dan suku bunga
Jangan asal memilih produk pinjaman produktif yang tersedia. Kamu juga harus memastikan produk itu bisa mengakomodasi berbagai kebutuhanmu.
Perhatikan dengan cermat tenor dan suku bunga yang ada pada produk. Jangan sampai kamu memilih produk yang tidak sesuai dengan kemampuan finansialmu, ya!
Pertimbangkan berbagai biaya tambahan
Selain bunga, kamu juga harus mencermati berbagai biaya tambahan yang dikenakan dalam produk pinjaman produktif yang dipilih. Misalnya, biaya administrasi atau biaya denda jika terjadi keterlambatan pembayaran.
Mengapa demikian? Hal ini perlu diperhatikan dengan serius agar tidak terjadi masalah gagal bayar kelak akibat produk pinjaman tidak sesuai dengan kemampuan finansial untuk melunasi kredit produktif.
Buat perencanaan bisnis yang kuat
Perencanaan yang matang perlu kamu siapkan jika kamu mengajukan kredit produktif untuk keperluan usahamu. Kamu harus bisa membuat skema perhitungan kapan proses pelunasan bisa segera terpenuhi dan seberapa banyak keuntungan yang nantinya dihasilkan usahamu.
Terdengar sangat merepotkan? Jangan khawatir! Biasanya, kredit produktif menawarkan tenor dan bunga yang berkesan tidak “seketat” produk konsumtif kok. Pastikan untuk memilih produk yang sesuai dengan kemampuan finansialmu, ya!
BACA JUGA: Apakah Pinjam Uang di Easycash Aman? Inilah Informasi dan Cara Pengajuannya
Nah, itulah definisi, contoh, dan tips pengajuan untuk kredit produktif. Jika kamu tengah butuh solusi keuangan untuk kebutuhan mendadak, Easycash yang sudah berizin dan diawasi OJK bisa jadi opsi andalan.